Siklus Rankine adalah
siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai secara
eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida
yang bergerak. Siklus Rankine merupakan model operasi dari mesin uap panas yang
secara umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk
siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas
matahari.
Siklus Rankine
kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama dalam menghitung
efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida yang bertekanan,
bukan gas. Efisiensi siklus Rankline biasanya dibatasi oleh fluidanya.
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara
konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air
dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun,
terdapat dalam jumlah besar, dan murah.
Fluida kerja berupa air jenuh pada kondensor dikompresi pompa sampai masuk
boiler atau ketel uap. Dari proses kompresi pada pompa terjadi kenaikan
temperatur kemudian di dalam boiler air dipanaskan. Sumber energi panas berasal
dari proses pembakaran atau dari energi yang lainya seperti nuklir, panas
matahari, dan lainnya. Uap yang sudah dipanaskan di boiler kemudian masuk
turbin. Fluida kerja mengalami ekspansi sehingga temperatur dan tekanan turun.
Selama proses ekspansi pada turbin terjadi terjadi perubahan dari energi fluida
menjadi energi mekanik pada sudu-sudu menghasilkan putaran poros turbin. Uap
yang keluar dari turbin kemudian dikondensasi pada kondensor sehingga sebagian
besar uap air menjadi mengembun. Kemudian siklus berulang lagi.
Siklus Rankine ideal
tidak melibatkan irreversibel internal dan terdiri dari 4 tahapan proses :
1 – 2 merupakan proses
kompresi isentropik dengan pompa
2 – 3 Penambahan panas
dalam boiler pada P = konstan
3 – 4 Ekspansi
isentropik ke dalam turbin
4 – 1 Pelepasan panas
di dalam kondensor pada P = konstan
Air masuk pompa pada
kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi sampai tekanan operasi boiler.
Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik ini melalui sedikit
pengurangan dari volume spesifik air. Jarak vertikal antara 1 – 2 pada T – s
diagram ini biasanya dilebihkan untuk lebih amannya proses.
Air memasuki boiler
sebagai cairan terkompresi pada kondisi 2 dan akan menjadi uap superheated pada
kondisi 3. Dimana panas diberikan oleh boiler ke air pada T tetap. Boiler
dan seluruh bagian yang menghasilkan steam ini disebut sebagai steam
generator.
Uap superheated pada
kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi secara isentropik dan
akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung dengan generator
listrik sehingga dihasilkanlah listrik. P dan T dari steam akan turun selama
proses ini menuju keadaan 4 dimana steam akan masuk kondenser dan biasanya
sudah berupa uap jenuh. Steam ini
Akan dicairkan pada P
konstan di dalam kondenser dan akan meninggalkan kondenser sebagai cairan jenuh
yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini.
Area dibawah kurva
proses 2 – 3 menunjukkan panas yang ditransfer ke boiler, dan area dibawah
kurva proses 4 – 1 menunjukkan panas yang dilepaskan di kondenser. Perbedaan
dari kedua aliran ini adalah kerja netto yang dihasilkan selama siklus.
Analisis energi ini dilihat dari tiap komponen (alat-alat) yang terdapat
pada siklus Rankline dengan menggunakan asumsi bahwa komponen-komponen tersebut
bekerja pada aliran steady. Persamaan energi untuk sistem yang alirannya steady
yaitu:
= hi –
he + Q –
W
Q - W = he –
hi
Persamaan energi untuk masing-masing komponen dapat ditulis:
·
Pompa (Q
= 0) à Wpompa,in = h2 –
h1
·
Boiler (W
= 0) à Qin = h3 –
h2
·
Turbin (Q
= 0) àWturb,out =
h3 – h4
·
Condenser
(W = 0) à Qout = h4 –
h1
Berdasarkan hal diatas diperoleh Wnet yaitu :
Wnet = Qin – Qout = Wturb,out –
Wpompa,in
Penyimpangan dalam
siklus Rankline yang terjadi karena:
1. Adanya friksi fluida yang menyebabkan turunnya tekanan di boiler dan
kondensor sehingga tekanan steam saat keluar boiler sangat rendah sehingga
kerja yang dihasilkan turbin (Wout) menurun dan
efisiensinya menurun. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan tekanan fluida
yang masuk.
2. Adanya kalor yang hilang ke lingkungan sehingga kalor yang diperlukan (Qin) dalam proses bertambah sehingga efisiensi termalnya berkurang.
Penyimpangan ini
terjadi karena adanya irreversibilitas yang terjadi pada pompa dan turbin
sehingga pompa membutuhkan kerja (Win) yang lebih besar dan turbin
menghasilkan kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar